Selasa, 03 Januari 2012

Momentum Idul Fitri

Momentum Idul Fitri
Idul Fitri mempunyai makna dan dampak yang sangat menakjubkan dalam kehidupan, baik aspek pribadi dan aspek sosial. Sebelum Idul Fitri ada puasa Ramadhan yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Bila kita sadari hal ini, ada sebuah kesadaran umum dalam masyarakat bulan Ramadhan merupakan sarana untuk meningkatkan amal ibadah. Dampaknya apa? Dalam bidang ekonomi kita bisa melihat secara langsung. Tingkat konsumsi masyarakat meningkat, menu masakan lebih variatif bila disbanding dengan bulan-bulan sebelumnya. Hal yang perlu digaris bawahi adalah peningkatan amal ibadah untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta selama bulan Ramadhan, membawa dampak peningkatan terhadap konsumsi masyarakat. Kita ketahui juga bahwa harga-harga pada bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri mengalami kenaikan. Dan anehnya masyarakat pun mampu untuk membelinya dengan kata lain daya beli masyarakat meningkat. Dan hal ini terjadi di seluruh wilayah Indonesia dan mempengaruhi ekonomi Indonesia.
Saat Idul Fitri terdapat budaya mudik ke kampung halaman. Tujuannya sangat mulia, yakni untuk bertemu keluarga dan sanak saudara. Dan saat mudik terdapat budaya untuk berbagi rejeki kepada sanak saudara dan tetangga. Terlepas dari masalah status sosial, mudik ke kampung halaman adalah sebuah niatan baik dan berdampak positif bagi sekitar lingkungan masyarakat. Yang tidak kalah penting juga adalah adanya silaturahmi antara tetangga, anggota masyarakata, dan bahkan para pejabat. Sebuah sarana untuk saling maaf dan memaafkan dan sekaligus membuka networking. Silaturahmi bisa membuat umur panjang, sangat membuka peluang untuk terjadinya kegiatan ekonomi yang positif di masyarakat.
Hal inilah yang perlu kita sadari dan diperlukan sebuah kesadaran bersama di masyarakat. Dan untuk menghilangkan sebuah stigma ‘gara-gara masalah ekonomi atau karena masalah ekonomi’ yang membawa dampak bagi aspek kehidupan yang lain. Seperti masalah kriminalitas, kenakalan remaja, pendidikan, dan lain-lain.  Dan stigma tersebut bisa kita rubah dengan mengambil pelajaran dari nilai-nilai Idul Fitri. Nilai-nilai Idul Fitri yang bisa kita simpulkan antara lain :
§  Upaya pendekatan diri kepada Tuhan
§  Niat yang baik
§  Mencintai keluarga
§  Berbagi kepada sesama
§  Silaturahmi
§  Dll
Jika kita amati dampak peningkatan pertumbuhan ekonomi selama lebaran dan saat Idul Fitri merupakan dampak yang tidak langsung dari sebuah ritual agama dan budaya masyarakat. Hal inilah yang perlu disadari oleh semua pihak dan perlu ditindaklanjuti dengan langkah-langkah nyata. Membangun sebuah nilai-nilai positif dalam masyarakat. Dan kita menyadari bahwa nilai-nilai tersebut sudah ada dalam masyarakat sejak dahulu. Nilai-nilai tersebut luntur saat ini dengan berbagai sebab yang mungkin kita analisa lebih lanjut. Yang jelas faktor ekonomi sangat mempengaruhi. Misalnya orang yang kaya yang masih ingin selalu menambah kekayaannya untuk kepentingan pribadi. Dari segi lain masyarakat miskin mempunyai kecemburuan sosial, sehingga mengakibatkan keinginan untuk kaya dengan menghalalkan berbagai cara.
Perubahan tidak akan langsung terjadi, dan tidak semudah membalikan telapak tangan. Semua butuh proses yang tidak hanya dilakukan oleh satu individu. Diperlukan upaya bersama dan seluruh komponen masyarakat. Seperti momentum Idul Fitri yang dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dan tentunya membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara umum. Dan saatnya kita mengawali dengan niat yang baik dan mulai dari diri sendiri untuk berbuat yang terbaik. Wallahua’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar