Jumat, 29 November 2013

UU NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK DALAM MENGHADAPI IFRS

IFRS ( International Financial Reporting Standards) adalah standar pelaporan akuntansi yang memberikan tekanan pada penilaian profesional dengan pengungkapan yang jelas dan transparansi mengenai substansi ekonomi transaksi sampai mencapai kesimpulan tertentu. IFRS merupakan standar, interpretasi, dan kerangka yang diadopsi oleh badan penyusun standar akuntasi international yang dikenal dengan International Accounting Standards Board (IASB). Tujuan IFRS adalah :memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang :
1. Transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang disajikan
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna

Adanya IFRS ini akibat dari adanya tuntuntan untuk ikut serta dalam bisnis lintas negara. Dengan adanya tuntuntan tersebut maka diperlukanlah suatu standar internasional yang berlaku disemua negara untuk mempermudah dalam proses rekonsiliasi bisnis. Terdapat sebuah  perbedaan utama dari standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu kemungkianan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis “true and fair”. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara diberbagai belahan dunia. Bila dibandingkan dengan standar yang dikeluarkan oleh Amerika dari segi jumlah standar, maka IFRS memilki jumlah standar yang jauh lebih sedikit. Hal ini disebabkan karena IFRS tidak mengacu pada perkembangan bisnis dan kebutuhan akuntansi di Amerika saja melainkan pada sebagian besar negara sehingga standar ini dapat diapdosi sebagian atau sepenuhnya. Semakin banyak negara yang menggunakan standar akuntansi internasional berarti telah terjadi penyeragaman standar akuntansi meskipun belum sepenuhnya.
Dengan IFRS yang memberikan tekanan pada penilaian profesional dengan pengungkapan yang jelas dan transparansi pelaporan keuangan, maka akan berhubungan erat dengan akuntansi publik. Peranan jasa Akuntan Publik dalam pelaporan keuangan sangat dibutuhkan. Akuntan publik merupakan salah satu praktisi dari bidang akuntansi. Akuntan publik merupakan pihak yang memberikan jasa dalam mengaudit suatu laporan hingga mampu memberikan suatu kesimpulan wajar atau tidaknya sutau laporan keuangan yang juga sangat diperlukan pihak internal dan eksternal. Akuntan publik sendiri telah diatur oleh menteri keuangan dalam undang-undang no.5 tahun 2011 tentang akuntan publik dan peraturan Menteri keuangan nomor 17/PMK.01/2008 tentang akuntan publik. Berikut ini adalah pasal-pasal pada UU No. 5 Tahun 2011 yang mendukung perizinan akuntan publik asing untuk bekerja di Indonesia :
Pasal 7
(1)  Akuntan Publik Asing dapat mengajukan permohonan izin Akuntan Publik kepada Menteri apabila telah ada perjanjian saling pengakuan antara Pemerintah Indonesia dan pemerintah negara dari Akuntan Publik Asing tersebut.
Pasal 17
(1)  KAP yang mempekerjakan tenaga kerja profesional asing harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
(2) Komposisi tenaga kerja profesional asing yang dipekerjakan pada KAP paling banyak 1/10 (satu per sepuluh) dari seluruh tenaga kerja profesional untuk masing-masing tingkat jabatan pada KAP yang bersangkutan.


Secara garis besar UU no.5 tahun 2011 ini menjelaskan bahwa profesi akuntan public merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asuransi dan hasil pekerjaannya digunakan oleh public sebagai salah satu alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan. undang- undang ini juga mendeskripsikan tentang tugas, hak, kewajiban, tanggungjawab, sanksi dan lainnya dari seorang akuntan publik. Yang lebih penting yaitu peraturan ini membuka ruang bagi akuntan publik asing untuk memperoleh izin untuk menjual jasa audit di Indonesia dan akan menyebabkan persaingan yang lebih luas serta sulit bagi akuntan publik dalam negeri. Oleh karena itu akuntan publik diharapkan untuk selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam menghadapi penerapan IFRS serta dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam penggunaan jasa akuntan publik dan dapat bertahan ditengah persaingan Akuntan Public Asing.

Rabu, 06 November 2013

REVIEW JURNAL

Judul            : PENGARUH PROFESIONALISME, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS AKUNTAN PUBLIK
Nama Penulis  : Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto

Terbitan           : JAAI VOLUME 13 NO. 2, DESEMBER 2009: 211–220

Latar belakang
Semakin pesatnya perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia dewasa ini menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan. Untuk dapat meningkatkan sikap profesionalisme dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, hendaknya para akuntan publik memiliki pengetahuan audit yang memadai serta dilengkapi dengan pemahaman mengenai kode etik profesi. Selain menjadi seorang profesional yang memiliki sikap profesionalisme, akuntan publik juga harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan.
Selain pengetahuan, akuntan juga dituntut etika dalam profesinya sehingga pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan diberikan sewajarnya sesuai dengan kondisi sebenarnya. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini ingin membuktikan secara empiris pengaruh profesionalisme, pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.

Hipotesis
H1: Profesionalisme berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.
H2: Pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.
H3:  Etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.

Data dan Sample
Obyek penelitian yang diambil adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2008 di wilayah Jakarta dengan akuntan publik yang bekerja di KAP dijadikan sebagai responden. Metoda sampling yang digunakan adalah convenience sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kemudahan. Data dikumpulkan melalui survai kuisioner yang dikirmkan kepada responden baik secara langsung atau melalui contact person. Jumlah kuisioner yang dikirimkan kepada responden sebanyak dua ratus, kuisioner yang direspon sebanyak seratus lima puluh.

Teknik analisis data
Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah multiple regression analysis dengan model persamaan sebagai berikut:
Mat= β0+β1Prof+β2PAK+β3EP+β4LM + β5Po+β6Pd+ β7G+ β8Um+ε .......... (1)
Keterangan: Mat: Materialitas; Prof: Profesionalisme; PAK: Pengetahuan akuntan
publik dalam mendeteksi kekeliruan; EP: Etika profesi; LM: Lama Kerja; Po: Posisi; Pd: Pendidikan; G: Gender; Um: Umur; ε= error term. 

Hasil dan Pembahasan
Hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini valid (akurat) dan reliabel (dapat diandalkan).

1.      Profesionalisme (X) terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan (Y)
Terlihat bahwa koefisien profesionalisme yang bernilai positif (0,231) dan signifikan pada pvalue di bawah 0,05 (p=0,004) yang terlihat pada Tabel 3 sehingga hipotesis satu terbukti yaitu Profesionalisme berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Jadi semakin tinggi profesionalisme akuntan publik semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitasnya.
2.      Pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan (X) terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan (Y).
Terlihat bahwa koefisien pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan yang bernilai positif (0,613) dan signifikan pada p-value di bawah 0,05 (p=0,01) yang terlihat pada Tabel 3 sehingga hipotesis dua terbukti yaitu Pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Jadi semakin tinggi pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitasnya.
3.      Etika profesi (X) terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan (Y)
Terlihat bahwa koefisien etika profesi yang bernilai positif (0,233) dan signifikan pada p-value di bawah 0,05 (p=0,002) yang terlihat pada Tabel 3 sehingga hipotesis tiga terbukti yaitu Etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Jadi semakin tinggi akuntan publik mentaati kode etik  semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitasnya.


Simpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa profesionalisme, pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Semakin tinggi tingkat profesionalisme akuntan publik, pengetahuannya dalam mendeteksi kekeliruan dan ketaatannya akan kode etik semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitasnya dalam melaksanakan audit laporan keuangan.
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi bagi Kantor Akuntan Publik dalam meningkatkan kinerja KAP secara keseluruhan dengan meningkatkan profesionalisme akuntan publik, memberikan pengetahuan yang memadai bagi akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan dan meningkatkan rasa kepatuhan terhadap etika profesi dalam setiap pelaksanaan proses audit atas laporan keuangan sehingga dapat dihasilkan laporan keuangan auditan yang berkualitas. Bagi akuntan publik, menjadi sumber tambahan informasi bagi pertimbangan tingkat materialitas dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan klien, sehingga dapat meningkatkan prestasi dan kualitas audit serta dapat menambah pengetahuan serta pengalaman akuntan publik tersebut dan meningkatkan rasa kepatuhan terhadap etika profesi sebagai seorang akuntan publik.

Keterbatasan
1.  Penggunaan kuisioner dalam pengumpulan data mengenai pengaruh profesionalisme, pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan mungkin akan berbeda apabila data diperoleh melalui penyampaian tatap muka langsung terhadap responden.
2.  Penelitian ini hanya menguji pengaruh profesionalisme, pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.
3. Pemilihan sampel dengan menggunakan teknik convinience sampling karena kemudahan dalam mendapatkan sampel sehingga kurang merepresentasikan populasi. Selain itu, pemilihan sampel yang hanya berlokasi di Jakarta mudah dijangkau kemungkinan akan memberikan kesimpulan yang tidak dapat digeneralisasi untuk lokasi lainnya.

Nama Pereview : Eka Nur Oktaviani
NPM                : 29210123
Kelas                : 4EB01           




Senin, 22 Juli 2013

tugas

Akhir-akhir ini masyarakat mulai merasakan semakin memburuknya lingkungan Jakarta. Masyarakat pun bisa dibilang tidak sedikit yang mulai sadar akan pentingnya menjaga kebersihan, kesehatan dan kenyamanan di kota Jakarta. Untuk itu masyarakat mulai melakukan hal-hal positif yang dapat membantu terbentuknya Jakarta yang ideal. Masyarakat mulai membuang sampah pada tempatnya, tidak mencoret-coret di tempat yang tidak semestinya dan menjaga keasrian lingkungan seperti tidak merusak taman-taman kota.

Dalam lingkup keluarga, para orang tua mulai mengajarkan anak-anaknya untuk membuang sampah pada tempatnya. Para orang tua pun melarang anak-anaknya untuk mencoret-coret tembok, menginjak tanaman, mencabut dedaunan dan hal-hal yang dapat merusak keasrian dan keindahan. Secara tidak langsung para orang tua membuat peraturan-peraturan untuk anaknya. Selain membuatan peraturan, para orang tua pun ikut melaksanakan peraturan yang mereka buat demi membentuk lingkungan hidup yang ideal.

Dalam lingkup sekolah pun mulai ada peraturan-peraturan yang dibuat untuk membentuk Jakarta ideal. Para guru dan karyawan membuat peraturan-peraturan seperti “Dilarang Membuang Sampah Sembarangan!”, “Jagalah Kebersihan!” dan peraturan-peraturan lainnya. Para guru berusaha membentuk siswa-siswinya agar tidak merusak keasrian lingkungan Jakarta. Para guru pun menyediakan alat-alat pendukung peraturan seperti menyediakan tempat sampah setiap beberapa meter. Para siswa pun menjadi mulai sadar akan pentingnya keindahan dan kebersihan lingkungan. Para siswa dan guru mulai melaksanakan peraturan-peraturan yang ada seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak menginjak tanaman, membawa tanaman untuk penghijauan dan lain sebagainya.

Lingkup yang lebih besar yaitu masyarakat juga tidak kalah penting perannya dalam membentuk Jakarta ideal. Contohnya saja masyarakat dengan kesadaran sendiri memasang peraturan di tempat-tempat umum yang berisi larangan membuang sampah sembarangan, larangan mencoret-coret di tempat umum, larangan menginjak dan memetik tanaman dan juga kegiatan kerja bakti. Sebenarnya masyarakat mempunyai keinginan yang sama dengan pemerintah yaitu membentuk Jakarta menjadi kota yang ideal. Masyarakat ingin kota Jakarta menjadi kota yang bersih, asri, nyaman, aman, sehat, dan damai. Namun, di lain pemikiran, kebanyakan dari mereka masih hanya mau menjaga lingkungan yang itu-itu saja, sehingga sangat perlu sekali jika perintah ikut berperan menyokong dari belakang.


Jadi yang paling penting dalam masyarakat dalam menciptakan kota Jakarta yang ideal adalah kesadaran dari dalam diri masyarakat itu sendiri. Dari kesadaran itulah masyarakat diharapkan dapat membangun lagi dengan baik kota Jakarta ini. Jangan lagi masyarakat merusak alam. Berusahalah mencintai dan menjaganya. Lakukan mulai dari hal-hal kecil seperti yang telah diterangkan di atas.

Selasa, 28 Mei 2013

Tugas

TOEFL SKILL

SKILL 1 ( Subjects And Verbs )

As We know that a sentence in English should have a subject and a verb. The most common types of problems that you will encounter in the structure sentence of toefl test  are related to subjects and verbs; perhaps the sentence is missing either the subject, or the verb, or both; perhaps the sentence has an extra subject or verb.

Example :

The plane __________ landing at the airport in five minutes.

(A) it is
(B) it really is
(C) is descending
(D) will be

Analysis:
This sentence has a subject, plane, and has part of a verb, landing; to be correct, some form of the verb be is needed to make the verb complete. Answers (A) and (B) are incorrect because the sentence already has a subject, plane, and does not need the extra subject it. Answer (C) is incorrect because descending is an extra part of a verb that is unnecessary because of landing. Answer (D) is the best answer; will be together with landing is a complete verb.

Exercise
Underline the subjects once and the verbs twice in each of the following sentences. Then indicate if the sentences are correct (C) or incorrect ( I ).
1.      My mother  paying the clerk for the clothes. (I)
 Analysis:
      The sentence doesn't have to be, is. So incorrect.
      It should be My mother is paying the clerk for the clothes
2.      Each day practiced the violin for hours. (I)
 Analysis:
The sentence doesn't have subject. The verb is practiced. So incorrect.
 It should be Each day they practiced the violin for hours.
3.      Running  with my friend  to school.(I)
Analysis:
The sentence doesn't have a Subject. It has main verb, running but without tobe.
So incorrect.The correct sentence could be She/he is running with her/his friend  to school.
4.      The new student in the class very talkative and friendly. (I)
Analysis:
 The sentence has subject, The new student, but no verb. So incorrect.
 The correct sentence can be The new student in the class is very talkative and friendly.

SKILL 2  (Objects of Preposition)

An object of a preposition is a noun or a pronoun that comes after a preposition such as in, at, of to, by, behind, and on to form a prepositional phrase.
The trip (to the island) (on Saturday) will last (for three hours)
This sentence contains three objects of prepositions. Island is the object of the preposition to; Saturday is the object of the preposition on; hours is the object of the preposition for.
An object of a preposition can cause confusion in the Structure section of the TOEFL test because it can be mistaken for the subject of a sentence.

Example

To Kai ____ was a big surprise.

(A) really
(B) the party
(C) funny
(D) when

Analysis:
In this example, you should look first for the subject and the verb. You should notice the verb was and should also notice that there is no subject. Do not think that Kai is the subject; Kai is the object of the preposition to, and one noun cannot be both a subject and an object at the same time. Because a subject is needed in this sentence, answer (B), the party, is the best answer. Answers (A), (C), and (D) are not correct because they cannot be subjects.

Exercise
Each of the following sentences contains one or more prepositional phrases. Underline the subjects once and the verbs twice. Circle the prepositional phrases that come before the verb. Then indicate if the sentences are correct (C) or incorrect (I).
1.      During the week eat lunch in the school canteen.
Analysis :
The week is not Subject, it is object of preposition of during. Verb is eat but there is no Subject. So, it is incorrect. So the right sentence is During the week, they eat lunch in the school canteen.
2.      In the summer the trip to the beach is one of my favorite trip.
Analysis :
The beach is not Subject, it is object of preposition of to. Subject is the trip and Verb is Is. So sentence above is correct
3.      In the afternoon after the exam was tired.
Analysis :
The exam is not Subject, it is object of prepsition of after. Verb is was but there is no Subject. So, it is incorrect. So the right sentence is In the afternoon after the exam he/she was tired
4.      The name of pet in the cage is monggu
Analysis :
The cage is not Subject, it is object of preposition of in. Subject is the name  and Verb is Is

SKILL 3 (Present Participles)

Present participles can-cause confusion in the Structure section of the TOEFL test because a present participle can be either an adjective or a part of the verb. A present participle is the – ing form of the verb. It is part of the verb when it is preceded by some form of the verb be.

The train is arriving at the station now. (Arriving is VERB)

In this sentence, arriving is part of the verb because it is accompanied by is.
A present paticiple is an adjective when it is not accompanied by some form of the verb be.

The train arriving at the station now is an hour late. (Arriving is ADJECTIVE)
                                                        
In this sentence, arriving is an adjective and not part of the verb because it is not accompanied by some form of be. The verb in this sentence is is.

Example

The film ____ appearing at the local theater is my favorite.

(A) now
(B) is
(C) it
(D) was

Analysis
Appearing is not a part of a verb but adjective. Subject is film and Verb is Is. Answer (B), (C), or (D) is incorrect because sentence above has verb. The best answer to this question is (A).

Exercise
Each of the following sentences contains one or more present participles. Underline the subjects once and the verbs twice. Circle the present participles, and label them as adjectives or verbs. Then indicate if the sentences are correct (C) or incorrect (I).

1.      For his birthday, the child is getting a talking doll (c)
Analysis :
Getting function as a part of a verb and after adding is (to be) so complete verb.
Subject is the child. So sentence above is correct
2.      The ship is sailing to South korea is leaving tonight.(i)
Analysis :
Sentence above is incorrect because is sailing should be sailing and function as adjective. The right sentence is The ship sailing to South Korea is leaving tonight.
3.      The boring class just ending a few minutes ago (i)
Analysis :
Sentence above is incorrect because ending should be is ending and function as a part of a verb. The right sentence is The boring class just is ending a few minutes ago.
4.      The fast moving clouds are bringing freezing rain to the area.(c)
Analysis :
bringing function as a part of a verb. Subject is clouds. So sentence above is correct

SKILL 4 (Past Participle)

Past participle can cause confusion in the Structure section of the TOEFL test because a past participle can be either an adjective or a part of the verb. The past participle is the form of the verb that appears with have or be. It often ends in – ed, but there are also many irregular past priticiples in English .

The mailman has left a letter in the mailbox. (Left is VERB)
The classes were taught by Professor Smith. (Taught is VERB)

In the first sentence, the past participle left is part of the verb because it is accompanied by has. In the second sentence, the past participle taught is part of the verb because it is accompanied by were.
A past participles is an adjective when it is not accompanied by some form of be or have.

The letter left in the mailbox was for me. (Left is ADJECTIVE)
The classes taught by Professor Smith were very interesting. (Taught is ADJECTIVE)

In the first sentence, left is an adjective rather than a verb because it is not accompanied by a form of be or have (and there is a verb, was, later in the sentence). In the second sentence, taught is an adjective rather than a verb because it is not accompanied by a form of be or have (and there is a verb, were, later in the sentence).

Example

The bread _____ baked this morning smelled delicious.

(A) has
(B) was
(C) it
(D) just

Analysis
In this example, if you look only at the first few words of the sentence, it appears that bread is the subject and baked is either a complete verb or a past participle that needs a helping verb. But if you look further in the sentence, you will see the verb smelled. You will then recognize that baked is a participial adjective and is therefore not part of the verb. Answers (A) and (B) are incorrect because baked is an adjective and does not need a helping verb such as has or was. Answer (C) is incorrect because there is no need for the subject it. Answer (D) is the best answer to this question.

Exercise

Each of the following sentences contains one or more past participles. Underline the subjects once and the verbs twice. Circle the past participles, and label them as adjectives or verbs. Then indicate if thesentences are correct (C) or incorrect (I).

1.      The teacher found the lost exam.(c)
Analysis :
Lost is adjective. Subject is teacher. And verb is found.so sentence above is correct.
2.      The small market very crowded.(i)
Analysis :
There is not verb of be, is.
The right sentence is The small market is very crowded.
3.      The students registered in this school are listed on that sheet of paper. (c)
Analysis :
Registered functin as adjective.
Subject is students and verb is are listed.
4.      The courses are listed in the catalogue are required courses. (i)
Analysis :
Are listed should be listed and function as adjective
Subject is courses saan verb are required

SKILL 5 (Coordinate Connector)

Many sentences in English have more than one clause. (A clause is a group of words containing a subject and a verb.) When you have two clauses in an English sentence, you must connect the two clauses correctly. One way to connect two clauses is to use and, but, or, or so between the clauses.

The sun was shining and the sky was blue.
The sky was blue, but it was very cold.
It may rain tonight, or it may be clear.
It was raining outside, so I took my umbrella.

In each of these examples, there are two clauses that are correctly joined with a coordinate connector—and, but, or, or so—and a comma (,).

Example

I forgot my coat, ____ I got very cold.

(A) then
(B) so
(C) later
(D) as a result

Analysis
In this example, you should notice quickly that there are two clauses, I forgot my coat and I got very cold. This sentence needs a connector to join the two clauses. Then, later, and as a result are not connectors, so answers (A), (C), and (D) are not correct. The best answer is answer (B) because so can connect two clauses in this manner.

Exercise

1.      The dress didn’t not cost too much, but the quality it seemed excellent. (i)
Analysis :
Second clause has two subject; the quality and it. It should be the quality seemed excellent.
Coordinate connector is correct. The right sentence is The dress not cost too much, but the quality seemed excellent.
2.      The material has been cut, and the pieces have been sewn together. (C)
Analysis :
Both clauses are correct and coordinate connector is correct too.
3.      The patient took all the medicine, he did not feel much better. (I)
Analysis :
Both clauses are correct but there is no coordinate connector
The right sentence is The patient took all the medicine,but  he did not feel much better.
4.      The lawn needs water every day, or it will turn brown. (C)
Analysis :
Both clauses are correct and coordinate connector is correct.













Selasa, 08 Januari 2013

Tulisan


Resensi Novel

Identitas Buku
Judul               :  Perahu Kertas
Pengarang       :  Dewi Lestari (Dee)
Halaman          :  xii + 444 halaman
Cetakan           :  Ke-6
Tahun terbit     :  Februari 2010
Penerbit           :  Bentang Pustaka dan Truedee Pustaka Sejati

Sinopsis
“Perahu Kertas”

Cerita Perahu Kertas ini dimulai dengan seorang remaja pria bernama Keenan yang sudah enam tahun tinggal di Amsterdam bersama neneknya. Keenan sangat menyukai seni lukis dan cita-citanya memang ingin menjadi pelukis. Namun, sayangnya ayah keenan tidak mendukung cita-cita anaknya itu. Keenan yang tinggal di Amsterdam harus terpaksa pulang ke Indonesia menuruti keinginan ayahnya meski berat meninggalkan Amsterdam dan neneknya. Kenaan akhirnya kuliah di sebuah universitas di Bandung, di Fakultas Ekonomi.
Lalu terdapat seorang remaja putri bernama Kugy yang mempunyai kepribadian yang unik yaitu menulis dongeng dan mempunyai taman bacaan. Tapi Namun Kugy sadar bahwa penulis dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan. Namun dengan begitu, Kugy lantas meneruskan studinya di Fakultas Sastra di Bandung yang juga universitas yang sama dengan Keenan.

Pertemuan mereka berawal saat Noni yang merupakan sahabat Kugy harus nemani sang pacar yang bernama Eko untuk menjemput sepupunya yang sudah lama tidak bertemu, yaitu yang  bernama Keenan. Sampai akhirnya mereka berempat bersahabat. Disaat persahabatan antara Kugy dan keenan yang semakin dekat, Kugy sudah mulai berani untuk menceritakan bahwa dia memiliki hobi membuat cerita dongeng dan juga Kennan yang melukiskan semua kisah dari cerita dongeng ciptaan Kugy. Lambat laun, Kugy dan Keenan, yang memang sudah saling mengagumi,akhirnya mereka saling jatuh cinta. Namun kondisi saat itu serba tidak memungkinkan. Kugy sudah punya kekasih, yang bernama Joshua, alias Ojos. Sementara Keenan saat itu dicomblangkan oleh Noni dan Eko dengan seorang kurator muda bernama Wanda.

Persahabatan empat sekawan itu mulai merenggang. Kugy lantas menyibukkan dirinya dengan cara menjadi guru relawan di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di sanalah ia bertemu dengan Pilik, muridnya yang paling nakal. Pilik dan kawan-kawan berhasil ia taklukkan dengan cara menuliskan dongeng tentang kisah petualangan mereka sendiri, yang diberinya judul: Jenderal Pilik dan Pasukan Alit. Kugy menulis kisah tentang murid-muridnya itu hampir setiap hari dalam sebuah buku tulis, yang kelak ia berikan pada Keenan. Kugy yang merasa kesepian karena hilangnya teman-temannya, ia mulai menata ulang hidupnya dengan lulus kuliah secepat mungkin dan langsung bekerja di sebuah biro iklan di Jakarta sebagai copywriter. Disana dia bertemu dengan atasannya yang sangat baik bernama Remi . Remi yang sangat mengagumi kugy karena kecerdasan dan semangatnya mulai jatuh hati pada kugy dan kugypun menerima Remi jadi pacarnya karena ketulusan hatinya.

Lalu Kedekatan Keenan dengan Wanda yang awalnya mulus pun mulai berubah. Keenan disadarkan  bahwa impian yang selama ini ia bangun harus kandas dalam semalam. Dengan hati hancur, Keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung, dan juga keluarganya di Jakarta. Ia lalu pergi ke Ubud, tinggal di rumah sahabat ibunya, Pak Wayan.
Bersama keluarga Pak Wayan, yang semuanya merupakan seniman-seniman sohor di Bali, mulai mengobati luka hati Keenan secara perlahan. Sosok yang paling berpengaruh dalam penyembuhannya adalah Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Keenan mulai bisa melukis lagi. Dari kisah-kisah Jenderal Pilik dan Pasukan Alit yang diberikan Kugy padanya, Keenan menciptakan lukisan serial yang menjadi terkenal dan diburu para kolektor. Tapi Keenan terpaksa harus pulang ke Jakarta karena Ayahnya sakit keras untuk menjalankan perusahaan ayahnya itu.
Kepulangan Keenan ke Jakarta mempertemukan empat sahabat karib itu. Semuanya dengan kondisi yang sudah berbeda. Dan kembali, hati mereka diuji. Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa kembali pasrah dalam aliran cinta yang mengalir entah ke mana seperti judulnya yaitu “Perahu Kertas”


Kelebihan :
1.Menyajikan irama cerita yang tidak membosankan
2.Menggunakan bahasa pergaulan sehari-hari juga bercerita tentang cinta dan persahabatan serta cita-cita, sehingga mudah dicerna dengan baik.
3.Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Semangat, perjuangan, impian, kejujuran, dan kerja keras
Pendalaman tokoh sangat unik dan menarik

Kekurangan :
1.Runtutan peristiwanya mudah ditebak
2.Terlalu banyak setting tempat sehingga membuat pembaca bingung.