I.Pengertian
Pernalaran Deduktif
Pernalaran deduktif adalah cara
berpikir dengan berdasar pada suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.
Pernyataan dasar tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan
implikasi pernyataan dasar tersebut. Atau dapat juga didefinisikan Penalaran
Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan
teori, hipotesis, definisi operasional,instrumen dan operasionalisasi. Dengan
kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep
dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian
dilapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan
teori merupakankata kunci untuk memahami suatu gejala.
Contoh : yaitu sebuah sistem
generalisasi.
Laptop adalah barang eletronik dan
membutuhkan daya listrik untuk beroperasi, DVD Player adalah barang elektronik
dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
Generalisasi : semua barang elektronik
membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
Pengertian
Premis Mayor dan Premis Minor
Premis mayor adalah pernyataan umum,
sementara premis minor artinya pernyataan khusus. Proses itu dikenal dengan
istilah silogisme. Silogisme merupakan proses penalaran di mana dari dua proposisi
(sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi). Misalnya :
"Semua orang akhirnya akan mati" (premis mayor). Hasan adalah orang
(premis minor). Oleh karena itu, "Hasan akhirnya juga akan mati"
(kesimpulan). Jadi, berfikir deduktif adalah berfikir dari yang umum ke yang
khusus. Dari yang abstrak ke yang konkrit. Dari teori ke fakta-fakta.
II. Jenis Pernalaran Deduktif
Jenis
pernalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu:
1.
Silogisme
Pengertian Silogisme
Pengertian Silogisme
Silogisme adalah suatu pengambilan kesimpulan
dari dua macam keputusan (yang mengandung unsur yang sama dan salah satunya
harus universal), suatu keputusan yang ketiga yang kebenarannya sama dengan dua
keputusan yang mendahuluinya.
Macam-Macam Silogisme
A.
Silogisme Kategorik
Adalah
silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik , Demi lahirnya
konklusi maka pangkal umum tempat kita berpijak harus merupakan proposisi
universal, sedangkan pangkalan khusus tidak berarti bahwa proposisinya harus
partikuler atau singuler, tetapi bisa juga proposisi universal tetapi ia
diletakkan di bawah aturan pangkalan umumnya. Pangkalan khusus bisa menyatakan
permasalahan yang berbeda dari pangkalan umumnya, tetapi bisa juga merupakan
kenyataan yang lebih khusus dari permasalahan umumnya. Dengan demikian satu
pangkalan umum dan satu pangkalan khusus dapat dihubungkan dengan berbagai
cara, tetapi hubungan itu harus diperhatikan kwalitas dan kwantitasnya agar
kita dapat mengambil konklusi yang valid.
Aturan
umum dalam silogisme kategorial sebagai
berikut:
berikut:
1.
Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term
penengah.
2.
Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan
kesimpulan.
3.
Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4.
Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5.
Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6.
Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor
negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh :
Semua makhluk hidup pasti akan mati.(My)
Semua manusia adalah makhluk hidup.(Mn)
Semua makhluk hidup pasti akan mati.(My)
Semua manusia adalah makhluk hidup.(Mn)
Pangkalan
umum di sini adalah proposisi pertama sebagai pernyataan universal yang
ditandai dengan kuantifier ‘ semua ‘ untuk menegaskan sifat yang berlaku bagi
makhluk hidup secara menyeluruh. Pangkalan khusussnya adalah proposisi kedua,
meskipun ia juga merupakan pernyataan universal ia berada di bawah aturan
pernyataan pertama sehingga dapat kita simpulkan : semua manusia pasti akan
mati (K).
Contoh
lain :
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA
My : Tidak ada manusia yang kekal
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak kekal
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak kekal
My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.
Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA
K : Amir bukan mahasiswa
Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA
K : Amir bukan mahasiswa
B.
Silogisme Hipotetik
Adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan
premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau mengingkari
terem antecindent atau terem konsecwen premis mayornya . Sebenarnya silogisme
hipotetik tidak memiliki premis mayor maupun primis minor karena kita ketahui
premis mayor itu mengandung terem predikat pada konklusi , sedangkan primis
minor itu mengandung term subyek pada konklusi .
Pada silogisme hipotetik term konklusi adalah term yang kesemuanya dikandung oleh premis mayornya, mungkin bagian anteseden dan mungkin pula bagian konsekuensinya tergantung oleh bagian yang diakui atau di pungkiri oleh premis minornya. Kita menggunakan istilah itu secara analog , karena premis pertama mengandung permasalahan yang lebuh umum , maka kita sebut primis mayor , bukan karena ia mengandung term mayor. Kita menggunakan premis minor , bukan karena ia mengandung term minor , tetapi lantaran memuat pernyataan yang lebih khusus.
Pada silogisme hipotetik term konklusi adalah term yang kesemuanya dikandung oleh premis mayornya, mungkin bagian anteseden dan mungkin pula bagian konsekuensinya tergantung oleh bagian yang diakui atau di pungkiri oleh premis minornya. Kita menggunakan istilah itu secara analog , karena premis pertama mengandung permasalahan yang lebuh umum , maka kita sebut primis mayor , bukan karena ia mengandung term mayor. Kita menggunakan premis minor , bukan karena ia mengandung term minor , tetapi lantaran memuat pernyataan yang lebih khusus.
Macam tipe silogisme hipotetik :
a) Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti :
Jika hujan, saya mengenakan jas hujan.
Sekarang hujan.
Jadi saya mengenakan jas hujan.
b) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekwensinya, seperti :
Bila hujan, air sungai akan meluap.
Sekarang air sungai telah meluap.
Jadi hujan telah turun.
c) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecendent, seperti :
Jika Nurdin Halid tidak mundur, maka kerusuhan akan timbul.
Nurdin Halid mundur.
Jadi kerusuhan tidak akan timbul.
d) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekwensinya, seperti:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.
C. Silogisme Alternatif
Bentuk Silogisme Alterantif :
- Memiliki premis mayor dan premis minor.
- Premis mayor menggunakan ungkapan alternatif.
- Premis minor menolak salah satu pilihan.
- Memiliki satu konklusi.
Jika hujan, saya mengenakan jas hujan.
Sekarang hujan.
Jadi saya mengenakan jas hujan.
b) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekwensinya, seperti :
Bila hujan, air sungai akan meluap.
Sekarang air sungai telah meluap.
Jadi hujan telah turun.
c) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecendent, seperti :
Jika Nurdin Halid tidak mundur, maka kerusuhan akan timbul.
Nurdin Halid mundur.
Jadi kerusuhan tidak akan timbul.
d) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekwensinya, seperti:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.
C. Silogisme Alternatif
Bentuk Silogisme Alterantif :
- Memiliki premis mayor dan premis minor.
- Premis mayor menggunakan ungkapan alternatif.
- Premis minor menolak salah satu pilihan.
- Memiliki satu konklusi.
Misal :
Premis mayor : A atau B
Premis minor : Bukan A
Konklusi : B
Premis mayor : A atau B
Premis minor : Bukan B
Konklusi : A
Premis mayor : A atau B
Premis minor : Bukan A
Konklusi : B
Premis mayor : A atau B
Premis minor : Bukan B
Konklusi : A
2. Entimen
Pengertian
Entimen
Entimen ialah
silogisme yang dipendekkan. Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam tulisan maupun tulisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan
kesimpulan.
Entimen atau
Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di dalam dan “thymos” artinya
pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan
pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem,
penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih
luas, istilah "enthymeme" kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan
argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme.
Menurut
Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah "retorik silogisme"
adalah bertujuan untuk pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikan
berpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk pada demonstrasi. Kata lainnya,
entimem merupakan silogisme yang diperpendek.
Contoh :
Rumus Entimen:
PU : Semua A = B : Pegawai yang baik tidak pernah datang
terlambat.
PK : Nyoman pegawai yang baik.
S : Nyoman tidak pernah datang terlambat
Entimen : Nyoman tidak pernah datang terlambat karena ia
pegawai yang baik
Sumber :