Selasa, 08 Januari 2013

Tulisan


Resensi Novel

Identitas Buku
Judul               :  Perahu Kertas
Pengarang       :  Dewi Lestari (Dee)
Halaman          :  xii + 444 halaman
Cetakan           :  Ke-6
Tahun terbit     :  Februari 2010
Penerbit           :  Bentang Pustaka dan Truedee Pustaka Sejati

Sinopsis
“Perahu Kertas”

Cerita Perahu Kertas ini dimulai dengan seorang remaja pria bernama Keenan yang sudah enam tahun tinggal di Amsterdam bersama neneknya. Keenan sangat menyukai seni lukis dan cita-citanya memang ingin menjadi pelukis. Namun, sayangnya ayah keenan tidak mendukung cita-cita anaknya itu. Keenan yang tinggal di Amsterdam harus terpaksa pulang ke Indonesia menuruti keinginan ayahnya meski berat meninggalkan Amsterdam dan neneknya. Kenaan akhirnya kuliah di sebuah universitas di Bandung, di Fakultas Ekonomi.
Lalu terdapat seorang remaja putri bernama Kugy yang mempunyai kepribadian yang unik yaitu menulis dongeng dan mempunyai taman bacaan. Tapi Namun Kugy sadar bahwa penulis dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan. Namun dengan begitu, Kugy lantas meneruskan studinya di Fakultas Sastra di Bandung yang juga universitas yang sama dengan Keenan.

Pertemuan mereka berawal saat Noni yang merupakan sahabat Kugy harus nemani sang pacar yang bernama Eko untuk menjemput sepupunya yang sudah lama tidak bertemu, yaitu yang  bernama Keenan. Sampai akhirnya mereka berempat bersahabat. Disaat persahabatan antara Kugy dan keenan yang semakin dekat, Kugy sudah mulai berani untuk menceritakan bahwa dia memiliki hobi membuat cerita dongeng dan juga Kennan yang melukiskan semua kisah dari cerita dongeng ciptaan Kugy. Lambat laun, Kugy dan Keenan, yang memang sudah saling mengagumi,akhirnya mereka saling jatuh cinta. Namun kondisi saat itu serba tidak memungkinkan. Kugy sudah punya kekasih, yang bernama Joshua, alias Ojos. Sementara Keenan saat itu dicomblangkan oleh Noni dan Eko dengan seorang kurator muda bernama Wanda.

Persahabatan empat sekawan itu mulai merenggang. Kugy lantas menyibukkan dirinya dengan cara menjadi guru relawan di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di sanalah ia bertemu dengan Pilik, muridnya yang paling nakal. Pilik dan kawan-kawan berhasil ia taklukkan dengan cara menuliskan dongeng tentang kisah petualangan mereka sendiri, yang diberinya judul: Jenderal Pilik dan Pasukan Alit. Kugy menulis kisah tentang murid-muridnya itu hampir setiap hari dalam sebuah buku tulis, yang kelak ia berikan pada Keenan. Kugy yang merasa kesepian karena hilangnya teman-temannya, ia mulai menata ulang hidupnya dengan lulus kuliah secepat mungkin dan langsung bekerja di sebuah biro iklan di Jakarta sebagai copywriter. Disana dia bertemu dengan atasannya yang sangat baik bernama Remi . Remi yang sangat mengagumi kugy karena kecerdasan dan semangatnya mulai jatuh hati pada kugy dan kugypun menerima Remi jadi pacarnya karena ketulusan hatinya.

Lalu Kedekatan Keenan dengan Wanda yang awalnya mulus pun mulai berubah. Keenan disadarkan  bahwa impian yang selama ini ia bangun harus kandas dalam semalam. Dengan hati hancur, Keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung, dan juga keluarganya di Jakarta. Ia lalu pergi ke Ubud, tinggal di rumah sahabat ibunya, Pak Wayan.
Bersama keluarga Pak Wayan, yang semuanya merupakan seniman-seniman sohor di Bali, mulai mengobati luka hati Keenan secara perlahan. Sosok yang paling berpengaruh dalam penyembuhannya adalah Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Keenan mulai bisa melukis lagi. Dari kisah-kisah Jenderal Pilik dan Pasukan Alit yang diberikan Kugy padanya, Keenan menciptakan lukisan serial yang menjadi terkenal dan diburu para kolektor. Tapi Keenan terpaksa harus pulang ke Jakarta karena Ayahnya sakit keras untuk menjalankan perusahaan ayahnya itu.
Kepulangan Keenan ke Jakarta mempertemukan empat sahabat karib itu. Semuanya dengan kondisi yang sudah berbeda. Dan kembali, hati mereka diuji. Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa kembali pasrah dalam aliran cinta yang mengalir entah ke mana seperti judulnya yaitu “Perahu Kertas”


Kelebihan :
1.Menyajikan irama cerita yang tidak membosankan
2.Menggunakan bahasa pergaulan sehari-hari juga bercerita tentang cinta dan persahabatan serta cita-cita, sehingga mudah dicerna dengan baik.
3.Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Semangat, perjuangan, impian, kejujuran, dan kerja keras
Pendalaman tokoh sangat unik dan menarik

Kekurangan :
1.Runtutan peristiwanya mudah ditebak
2.Terlalu banyak setting tempat sehingga membuat pembaca bingung.