Rabu, 13 April 2011

Tugas 3

1. Jelaskan dengan singkat yang dimaksud dengan :
    a. Pertumbuhan Kesenjangan
        yaitu terjadinya ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok
        masyarakat berpenghasilan tinggi dan kelompok masyarakat
        berpenghasilan rendah.
    b. Kemiskinan
        yaitu keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai
        seperti makanan , pakaian ,tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini
        berhubungan erat dengan kualitas hidup

2. Sebutkan dan Jelaskan faktor-faktor penyebab kemiskinan ?
    Jawab :
   1. Tingkat pendidikan yang rendah
   2. Produktivitas tenaga kerja rendah
   3. Tingkat upah yang rencah
   4. Distribusi pendapatan yang timpang
   5. Kesempatan kerja yang kurang
   6. Kualitas sumberdaya alam masih rendah
   7. Penggunaan teknologi masih kurang
   8. Etos kerja dan motivasi pekerja yang rendah
   9. Kultur/budaya (tradisi)
  10. Politik yang belum stabil
   
3. Sebutkan dan Jelaskan program Pemerintah saat ini untuk menanggulangi kemiskinan di Indonesia ?
    Jawab :
    1.PPK, P2KP, PPIP SPADA dan diperkuat program-program
       kementrian/lembaga
    2.Program Keluarga Harapan (PKH), berupa bantuan khusus
       untuk pendidikan dan kesehatan
    3.Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok
    4.Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin
    5.Menyempurnakan dan memperluaskan cakupan program pembangunan
       berbasis masyarakat
    6.Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar
    7.Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi
       masyarakat miskin
    8.Penegakan hukum dan HAM, pemberantasan korupsi dan reformasi
       birokrasi.
    9.Percepatan pembangunan infrastruktur
  10.Pembangunan daerah perbatasan dan wilayah terisolir
  11. Revitalisai pertanian, perikanan, kehutanan, dan perdesaan
  12.Peningkatan kemampuan pertahanan, pemantapan keamanan dan
       ketertiban, serta penyelesaian konflik
  13.Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri)
  14.Program Pengembangan Bahan Bakar Nabati (EBN). Program ini
       dimaksudkan untuk mendorong kemandirian penyediaan
       energi terbaukan dengan menumbuhkan “Desa Mandiri Energi”

Sabtu, 09 April 2011

Biaya Menagih Utang di Indonesia

     Mengapa pakai jasa penagih utang? Karena biaya penagihan utang melalui jalur hukum di Indonesia amat mahal: 122,7 persen dari total tagihan, seperti terbaca dalam buku Doing Business 2011 terbitan Bank Dunia.
Besar kemungkinan itu pula alasan Citibank menggunakan jasa penagih utang karena konon lebih murah. Namun, dua minggu lalu, akibat yang tak diinginkan terjadi. Seorang nasabah Citibank meninggal dan diduga keras akibat proses penagihan oleh pihak penagih utang. Dalam Doing Business 2011 dapat dibaca dengan terang negara-negara lain yang biaya penagihan utangnya melebihi angka 100 persen dari tagihan (102,7-163,2 persen), yaitu Kamboja, Papua Niugini, Zimbabwe, Mozambik, Sierra Leone, Republik Demokratik Kongo, dan Timor Leste.

     Masalah biaya penagihan utang ini, bersama aspek prosedur dan waktu tagihan, merupakan bagian dari komponen pelaksanaan kontrak, satu dari sembilan indikator untuk mengukur peringkat kemudahan berusaha di suatu negara.Komponen lain adalah pembukaan usaha, pengurusan izin konstruksi, pendaftaran aset usaha, pemerolehan kredit, perlindungan investor, pembayaran pajak, perdagangan lintas negara, dan penutupan usaha. Untuk 2011, dari pantauan kemudahan berusaha di 183 negara, Indonesia berada pada peringkat ke-121. Posisi yang tidak bagus. Lihat Thailand, Malaysia, dan Vietnam yang masing-masing di kursi ke-19, ke-21, dan ke-78.

     Kembali ke pelaksanaan kontrak, sektor peradilan adalah kunci masalah. Bank Dunia mencatat beberapa negara/wilayah yang berhasil mereformasi bidang peradilan: Kanada, Hongkong, Malawi, dan Mauritius. Dalam kaitan pengomputeran kasus gugatan, Bank Dunia menyebut Zambia dan Inggris. Yang berhasil membuat putusan pengadilan lebih efisien: Georgia. Iran disebut berhasil memperbaiki peraturan notifikasi dan pemanggilan para pihak. Yang memperkenalkan pengadilan komersial khusus: Guinea-Bissau dan Burkina Faso.

     Sebetulnya pengadilan niaga sudah diperkenalkan di Indonesia setelah krisis moneter 1998 atas desakan Dana Moneter Internasional (IMF). Namun, ini khusus untuk masalah kepailitan, bukan buat utang-piutang biasa.

 sumber :

Opsi Terbaik, Naikkan Harga Premium

     Penerapan kebijakan pengaturan bahan bakar minyak bersubsidi dinilai tidak akan efektif dan rawan terjadi penyelewengan di lapangan. Opsi terbaik dalam jangka pendek adalah menaikkan harga bahan bakar bersubsidi agar defisit anggaran pemerintah tidak makin membengkak di tengah terus melambungnya harga minyak mentah dunia. Hal ini disampaikan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla seusai menghadiri acara seminar bertema ”Dari Program Konversi Elpiji ke Program Pengendalian Subsidi Bahan Bakar Minyak”, Selasa (5/4/2011) di Auditorium Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Dalam acara itu juga tampil mantan Direktur Utama PT Pertamina Ari Sumarno.

     Jusuf Kalla menilai, pengaturan BBM bersubsidi tidak mungkin dilakukan. Pengendalian BBM bersubsidi itu dinilai tidak akan efektif, akan terjadi penyelewengan luar biasa di lapangan, terjadi masalah di pompa bensin, saling curiga di masyarakat, dan aksi penimbunan BBM bersubsidi. Selain itu, penetapan kuota bahan bakar bersubsidi juga sulit dijalankan karena akan terjadi antrean panjang dan menimbulkan kemacetan.
”Yang dibutuhkan adalah yang praktis dan bisa dijalankan untuk mengurangi subsidi. Mau diputar seperti apa pun, yang bisa jalan hanya kalau menaikkan harga. Kenaikan harga itu tidak perlu banyak, kembali saja ke harga lama. Naikkan saja menjadi Rp 6.000,” ujarnya. Harga premium pernah Rp 6.000 per liter saat harga minyak mentah 70 dollar AS per barrel tahun 2008. ”Naikkan saja, tidak ada orang miskin membeli bensin. Yang membeli bensin itu yang mempunyai motor dan mobil. Begitu harga mahal, mereka akan mengurangi perjalanan. Ini berbeda dengan beras yang semua orang mengonsumsinya,” ujarnya.

     Sales Representative Pertamina Wilayah Kendari Daniel al-Habsy I menegaskan, distribusi BBM jenis solar dan premium di Sulawesi Tenggara selama triwulan I-2011 telah melampaui kuota yang ditetapkan. Cepatnya pertumbuhan ekonomi dan tingginya harga pertamax ditengarai memengaruhi besarnya konsumsi BBM bersubsidi masyarakat. Dalam periode Januari-Maret, ujar Daniel, realisasi distribusi premium di Sultra telah mencapai 46.264 kiloliter. ”Jumlah itu sudah lebih tinggi empat persen dari besaran kuota untuk tiga bulan,” ujarnya.


sumber :

Peringkat Naik, Ekonomi RI Makin Diakui Dunia

      Lembaga pemeringkat, Standard & Poor's Ratings (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia dari 'BB' menjadi 'BB+'. Ini menandakan ekonomi Indonesia semakin diakui dunia."Kenaikan rating ini merupakan pengakuan dari lembaga yang menjadi rujukan investor. Investment grade menunjukkan perekonomian kita terkelola dengan baik. Sehingga penerimaan hasil investasi para investor terjamin," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hartadi A. Sarwono kepada detikFinance, Jumat (8/4/2011).

     Kenaikan peringkat ini otomatis akan meningkatkan arus investasi dari luar ke Indonesia, baik lewat investasi langsung maupun dalam bentuk portofolio investasi.Namun Hartadi mengatakan, investasi ini dapat dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan ekonomi yang pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.Di tempat terpisah, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengatakan, kenaikan rating tersebut memberikan dampak positif bagi investasi di Indonesia. "Kenaikan peringkat ini sudah diprediksi oleh investor," jelas Ito.

      Menurut Ito, kenaikan peringkat yang diperoleh Indonesia bakal makin membuat jumlah investor di pasar modal bertambah. "Apalagi kalau berhasil mencapai investment grade, maka makin banyak investor asing menanamkan uang di pasar modal," tukas Ito.
S&P menaikkan peringkat utang dan sovereign credit dalam mata uang asing jangka panjang Indonesia dari 'BB' menjadi 'BB+', dengan outlook positif. S&P juga mempertahankan peringkat utang jangka pendek Indonesia pada 'B'. Capaian itu berarti satu notch sebelum 'Investment Grade'.

      "(Faktor) yang menahan kenaikan peringkat termasuk rendahnya pendapatan per kapita, rintangan struktural dan institusional untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi serta inflasi yang relatif tinggi," jelas S&P dalam siaran persnya."Selain itu, Indonesia masih rentan terhadap guncangan eksternal terutama disebabkan karena pasar modal domestiknya masih dangkal, namun risiko ini telah berkurang," ujar analis kredit S&P, Agost Benard.Keputusan S&P menaikkan peringkat ini mengikuti Fitch Ratings yang pada Februari lalu menaikkan peringkat Indonesia yang di BB+ dari stabil ke positif. Sementara Moody's ada Januari telah menaikkan peringkat Indonesia menjadi Ba1 dengan outlook stabil.

sumber :